Adiminstrasi Biaya


Manajemen dan Fungsi Pengawasan Bidang Keuangan
Pelaksanaan kegiatan usaha khususnya dalam perusahaan industri dikelola oleh manajemen. Pihak manajemen pada pokoknya terdiri dari kelompok-kelompok yang berjenjang antara lain kelompok manajemen operasi, manajemen menengah dan manajemen eksekutif.
Dalam kegiatan usaha ketiga kelompok tersebut saling bergerak secara selaras menuju upaya pencapaian tujuan perusahaan.
Akuntansi biaya merupakan prosedur dan sistem informasi yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah penentuan, pengumpulan dan pengendalian biaya dalam perusahaan. Dalam pengembangan implementasi pengawasannya maka sistem pengawasan tidak dapat terlepas dari perencanaan dan prosesnya informasi dari akuntansi umum, akuntansi biaya ataupun pihak penganalisis biaya. Dari perencanaan diperoleh suatu baku standar daripada pelaksanaan, dari akuntan umum terinformasikan catatan-catatan keuangan yang berkaitan dengan segala aktivitas usaha, dari akuntansi biaya diperoleh standar biaya beserta analisisnya di samping laporan prestasi. Maka dengan sistem yang demikian rapih bisa diharapkan tercapainya efisiensi usaha.
Pada tingkat perencanaan, informasi akuntansi merupakan arah untuk mengatur masa depan. la membantu manajemen untuk membuat anggaran bagi masa yang akan datang atau untuk suatu penentuan di muka atas biaya bahan baku (material cost), upah dan gaji (wages and salaries) dan biaya pabrik yang lain (manufacturing cost). Selain itu digunakan untuk menentukan harga pokok barang yang dihasilkan, menentukan pengeluaran modal/capital untuk perluasan perusahaan, untuk menaikkan penjualan atau produksi dan dalam pengawasan digunakan untuk membandingkan hasil saat ini dengan standar (patokan) dan yang telah direncanakan (budget).
Laporan Keuangan
Sistem informasi akuntansi sangat diperlukan oleh berbagai pihak, produk dari sistem tersebut berupa laporan keuangan merupakan sarana pihak intern (manajemen) dan pihak ekstern (misal pemerintah, kreditur, dan sebagainya) dalam rangka pengambilan keputusan berkenaan dengan kondisi dan prestasi dari suatu perusahaan.
Laporan keuangan terdiri dari beberapa macam, dapat berupa Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Modal dan laporan-laporan pendukung yang lain. Dari laporan-laporan tersebut dapat diinformasikan pula perkembangan setiap unsur, maupun perkembangan usaha. Atau dengan kata lain cara berkomunikasi dengan pihak luar atau dalam perusahaan yaitu dengan menyajikan laporan keuangan berupa Neraca dan Laporan Laba/Rugi. Laporan Laba/Rugi pelengkap dari Neraca berisikan pendapatan dan biaya. Di samping biaya yang lain (biaya operasi) dalam Laporan Laba/Rugi ada juga terdapat harga pokok penjualan.
Dalam perusahaan industri elemen harga pokok penjualan kadang terdiri dari biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung, biaya tak langsung produk persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
Laporan biaya sebenarnya tidak hanya berlaku pada perusahaan industri tetapi dapat pula dimanfaatkan untuk bentuk usaha-usaha lain di luar perusahaan beraktivitas industri.
Pengertian Akuntansi Biaya
Secara garis besar aplikasi akuntansi biaya dalam pelaksanaan ada dua yaitu Job order Costing dan Process Costing. Pertimbangan pemilihan metode ini didasarkan kepada jenis dan sifat dari produk yang akan dihasilkan.
Akuntansi biaya tidak hanya berlaku bagi perusahaan pabrikan saja tetapi pada masa sekarang, dapat dikatakan setiap kegiatan usaha yang menyangkut keuangan pasti mempertimbangkan pemikiran dan teknis akuntansi biaya. Dengan demikian dapat dikatakan hampir seluruh bentuk kegiatan bisnis dituntut menggunakan sistem ini, tinggal bagaimana implementasinya sangat diperlukan orang-orang yang cakap mengembangkan pemikiran-pemikiran yang berorientasi pada perhitungan-perhitungan yang canggih guna mencapai efisiensi yang paling baik.
Antarbagian mempunyai hubungan yang tidak dapat terlepas secara murni. Masing-masing boleh dikatakan mempunyai keterkaitan dalam penggunaan biaya dan efisiensi dalam secara total antardepartemen. Departemen-departemen yang dimaksud antara lain: departemen produksi, departemen personalia, departemen keuangan, departemen pemasaran, dan departemen-departemen yang lain yang ada dalam perusahaan.
Akuntansi biaya yang merupakan suatu sistem informasi, maka juga dituntut dapat menghasilkan hasil dari sistem yang bersifat menyeluruh. Untuk ini maka sangat diperlukan adanya sasaran jangka panjang, perincian rencana organisasi, perincian dari rencana pekerjaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang serta pembukuan prosedur bagi pelaksanaan dan pengawasan dari rencana-rencana yang ada.
Biaya yang tercakup dalam akuntansi biaya adalah:
Biaya Bahan Langsung
Biaya Produksi Biaya Tenaga Langsung
Biaya Overhead
Biaya
Biaya penjualan
Biaya Usaha
Biaya umum dan Administrasi

KONSEP BIAYA DAN PENGGUNAAN DATA BIAYA
Konsep Biaya dan Penggunaan Data Biaya
Istilah biaya dan ongkos mempunyai pengertian yang berbeda. Biaya didefinisikan sebagai suatu nilai tukar, peristiwa, suatu pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat. Sedangkan pengertian ongkos merupakan pengorbanan yang harus dibuat dalam setiap transaksi penghasilan. Karena biaya memberikan manfaat di waktu yang akan datang, maka biaya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca. Sedangkan ongkos tidak dapat memberi manfaat lagi di waktu yang akan datang, maka ditempatkan pada perkiraan laba-rugi.
Dari data-data biaya baik data biaya masa lalu, data biaya masa kini dan data biaya masa yang akan datang semuanya mempunyai kegunaan masing-masing. Untuk mengadakan pengawasan terhadap biaya-biaya saat ini diperlukan data biaya masa lalu, demikian juga pengambilan keputusan, disajikan dan dianalisis, sehingga dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan, antara lain untuk perencanaan laba, pengawasan biaya, penilaian laba tahunan, menetapkan harga jual dan untuk mengambil suatu keputusan.
Penggolongan Biaya
Untuk dapat menyajikan data yang berguna bagi manajemen maka diperlukan suatu pengklasifikasian biaya antara lain klasifikasi biaya:
1. berdasar sifatnya;
2. dalam hubungannya dengan periode akuntansi;
3. dalam hubungannya dengan perubahan volume/kegiatan;
4. dalam hubungannya dengan produksi;
5. dalam hubungannya dengan departemen pabrik;
6. untuk perencanaan dan pengawasan.
Proses penggolongan biaya dapat dimulai dengan jumlah seluruh biaya yang dapat berarti semua biaya atau pengurangan dari pemasukan penjualan sebelum dipotong pajak pendapatan.
Dari penggolongan biaya timbul berbagai istilah biaya yang berbeda-beda. Penggolongan biaya ini dimaksudkan untuk membantu manajemen mencapai tujuan atau sasaran karena dari penggolongan biaya dapat diperlukan perencanaan, pengawasan dan pengambilan keputusan.
Penggolongan dasar dari biaya-biaya adalah:
1. Biaya pabrikasi yang terdiri dari: bahan-bahan langsung, upah langsung dan biaya overhead. Unsur-unsur dari biaya pabrikasi ini mempunyai kecenderungan berubah sesuai dengan volume dan kegiatan produksi:
1. Ongkos penjualan, yang merupakan ongkos pemesan dan administrasi dihitung setelah barang siap untuk dipasarkan. Pada dasarnya kegiatan produksi adalah melakukan pembelian bahan, proses produksi, dan penjualan, sehingga penggolongan biaya berdasarkan pada kegiatan-kegiatan tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi dan Tanggung Jawab Pengawasan Biaya
Di samping faktor intern, lingkungan pun mempunyai pengaruh pula terhadap pelaksanaan dari tugas-tugas dari departemen-departemen perusahaan. Dan juga hubungan antara departemen-departemen mempunyai pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan oleh suatu unit tertentu.
Dengan demikian maka data akuntansi tidak akan pernah dapat menggantikan semua faktor yang mempengaruhi dan menilai keefektifan pelaksanaan kerja. Oleh karena itu penyelenggaraan suatu sistem akuntansi yang tepat haruslah mengutamakan kemudahan pengawasan biaya melalui akuntansi pertanggungjawaban dan waspada terhadap kebutuhan pada semua data akuntansi biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan sesuai dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan. Oleh karena itu sebelum akuntansi pertanggungjawaban diselenggarakan, maka terlebih dahulu dalam organisasi telah dibagi-bagi menurut bidang pertanggungjawaban secara jelas dan tegas.

PENGUMPULAN BIAYA PRODUKSI BERDASARKAN PESANAN DAN PROSES
Kalkulasi Biaya Produksi Berdasarkan Pesanan
Kalkulasi biaya pokok pesanan kerja dilakukan oleh perusahaan yang melaksanakan proses produksi berdasarkan pesanan. Untuk menghitung biaya pokok/harga pokok harus diketahui unsur-unsur dari harga pokok tersebut, yaitu biaya bahan baku dan biaya overhead.
Prosedur-prosedur yang menyangkut perkiraan bahan baku meliputi:
1. pembelian bahan baku;
2. penyerahan bahan baku dari gudang ke pabrik.
Sedangkan untuk mengetahui biaya upah diperlukan data mengenai jam kerja buruh dan tarif per jam kerja. Untuk menetapkan biaya overhead dianggap agak rumit, karena adanya sifat-sifat biaya yang terjadinya pada saat tertentu, sehingga tidak dapat dibebankan begitu saja kepada pesanan-pesanan. Di dalam perhitungan biaya overhead diperlukan adanya tarif biaya overhead yang ditentukan di muka atau disebut juga biaya overhead yang dibebankan. Biaya overhead yang sebenarnya, dibebankan kepada perkiraan kontrol biaya overhead.

Kalkulasi Khas dan Prosedur Biaya Proses
Kalkulasi biaya proses adalah cara penentuan bahan biaya produk di mana biaya produksi selama periode tertentu dibebankan kepada proses atau kegiatan produksi dibagikan sama rata kepada produk yang dihasilkan dalam periode tersebut. Di samping itu penentuan kalkulasi biaya per satuan produk dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan dalam
periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam jangka waktu pendek/periode yang sama.
Ciri-ciri khas proses produksi pada perusahaan yang menerapkan kalkulasi biaya proses adalah sebagai berikut: (1) proses pengolahan produk yang dilakukan terus-menerus (kontinyu), (2) Produk yang dihasilkan merupakan produk standard, dan (3) produksi ditujukan untuk mengisi persediaan gudang barang jadi. Adapun ciri-ciri khas pengumpulan biaya produksi pada perusahaan industri yang menerapkan kalkulasi biaya proses meliputi: (1) biaya produksi dikumpulkan untuk tiap-tiap bulan atau periode penentuan beban biaya produk,
(2) beban biaya per satuan produk dihitung pada akhir tiap bulan atau akhir periode penentuan beban biaya produk dan (3) cara perhitungan beban biaya per satuan produk adalah jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan atau periode tertentu dibagi dengan jumlah unit dan produk yang dihasilkan selama bulan akan periode yang bersangkutan.
Suatu produk dapat mengalir melalui pabrik dengan beraneka cara. Dalam perusahaan industri yang menerapkan kalkulasi biaya proses bisa terjadi tiga arus produk, yaitu arus produk berurutan, arus produk sejajar dan arus produk selektif. Tetapi walaupun dalam perusahaan industri itu dapat terjadi tiga kemungkinan penggunaan arus produk yang berbeda, pada prinsipnya kalkulasi biaya proses dapat diterapkan dalam perusahaan tersebut.
Laporan Biaya Produksi
Dalam rangka kalkulasi biaya proses baik data bahan baku, upah dan overhead dicatat pada masing-masing perkiraan yang telah disediakan sesuai dengan prosedur penerapan biaya akuntansi umum. Kemudian masing-masing departemen melakukan analisis terhadap beban biaya yang terjadi pada departemen yang bersangkutan melalui ayat-ayat jurnal yang tepat.
Dalam prosedur biaya proses, biaya upah dibedakan dan dibebankan kepada masing-masing departemen yang bersangkutan. Di samping itu baik dalam kalkulasi biaya pesanan maupun kalkulasi biaya proses, biaya overhead harus dikumpulkan datanya ke dalam buku besar pembantu biaya overhead pada departemen produksi.
Sebagai masalah dalam perhitungan harga pokok produk per satuan adalah penentuan jumlah produk yang dihasilkan dalam priode tertentu, hal ini karena pada akhir periode biasanya di bagian produksi masih terdapat produk yang belum selesai diproses. Sehingga untuk kepentingan perhitungan jumlah produk yang dihasilkan dalam periode tertentu. produk yang masih dalam proses pada akhir periode harus dinyatakan dalam unit ekuivalen yaitu berapa satuan produk selesai yang diperkirakan dapat dihasilkan dari produk yang pada suatu saat masih dalam proses produksi. Setelah produk yang masih dalam proses pada akhir tersebut ditentukan unit ekuivalennya, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat penyelesaiannya.

KALKULASI BIAYA PROSES (KALKULASI BIAYA RATARATA DAN FIFO)
Kalkulasi Biaya Rata-rata
Dalam suatu departemen produksi, produk dalam proses pada akhir periode akan merupakan produk dalam proses pada awal periode berikutnya. Hal ini karena produk dalam proses awal periode membawa harga pokok dari periode sebelumnya, maka akan timbul dua macam harga pokok dalam suatu departemen yaitu harga pokok periode sekarang dan harga pokok periode yang lalu. Sehingga dengan adanya dua macam harga pokok tersebut akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang persediaan barang jadi.
Pada perusahaan yang proses produksinya dengan pola terus-menerus biasanya bahan baku dimasukkan dalam proses pada departemen produksi pertama, tetapi seringkali juga dilakukan penambahan bahan baku pada departemen produksi berikutnya. Sehingga penambahan bahan baku di dalam departemen setelah departemen produksi pertama akan timbul dua kemungkinan yaitu : (1) tambahan bahan baku tidak akan menambah jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen di mana tambahan bahan baku terjadi dan (2) tambahan bahan baku akan menambah jumah produk yang dihasilkan dalam departemen produksi di mana tambahan bahan baku tersebut terjadi.
Di dalam metode biaya (harga pokok) rata-rata, untuk menghitung harga pokok rata-rata per satuan produk, biaya produksi periode yang lalu melekat pada pesediaan produk dalam proses awal ditambahkan kepada biaya produksi yang dikeluarkan dalam periode sekarang. Kemudian harga pokok rata-rata per satuan produk itu digunakan untuk menentukan harga pokok produksi selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya dengan cara mengalikan kuantitas dengan harga pokok produk rata-rata per satuan produk tersebut.

Kalkulasi Biaya Berdasarkan FIFO
Di dalam metode biaya rata-rata, biaya persediaan awal barang dalam proses ditambahkan kepada biaya departemen sebelumnya mengenai biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam periode tertentu. Untuk biaya unit/satuan dijabarkan dengan membagikan jumlah biaya itu dengan jumlah unit ekuivalennya. Kemudian jumlah unit dan jumlah biaya itu dipindahkan ke departemen berikutnya sebagai jumlah kumulatif.
Sedang sebagai prinsip yang mendasari penggunaan metode FIFO adalah bahwa biaya produksi yang dikeluarkan dalam suatu departemen digunakan pertama kali untuk menyelesaikan perediaan produk dalam proses awal periode dan baru bagian lainnya dipakai untuk menyelesaikan produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang.
Dengan demikian di dalam metode FIFO harga pokok yang pertama kali masuk ke suatu departemen produksi, diperhitungkan pertama kali dalam harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang barang jadi. Oleh karena harga pokok yang pertama kali masuk ke suatu departemen produksi adalah harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal, dan harga pokok yang berasal dari periode yang lalu, maka harga pokok produk dalam proses awal inilah yang diperhitungkan pertama kali di dalam harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya.
HARGA POKOK PRODUK SAMPINGAN DAN PRODUK BERSAMA
Harga Pokok Produk Sampingan
Istilah produk sampingan, umumnya digunakan untuk satu atau beberapa produk yang mempunyai nilai relatif lebih kecil daripada produk utama. Kadang-kadang produk sampingan tidak dikehendaki oleh perusahaan, karena tujuan utama perusahaan adalah memproduksi produk utama, bukan memproduksi sampingan. Akan tetapi dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi, maka barang yang semula dianggap tidak bermanfaat bagi perusahaan, dapat diproses sedemikian rupa, sehingga bermanfaat bagi perusahaan. Timbulnya produk sampingan tidak dapat dihindari oleh perusahaan, karena produk ini dihasilkan oleh adanya proses produksi dari produk utama. Ada dua golongan produk sampingan, yaitu :
1. Produk sampingan dapat langsung dimanfaatkan, setelah terpisah dari produk utama.
2. Produk sampingan yang telah terpisah dari produk utama, masih memerlukan proses tambahan, sebelum produk ini akan dijual/dimanfaatkan.
Kedua golongan produk sampingan tersebut, jika telah dijual dan digunakan sendiri, akan mempengaruhi pendapatan perusahaan. Oleh karena itu hasil penjualan produk sampingan, walaupun mempunyai nilai yang relatif lebih rendah, harus dicatat dalam laporan pendapatan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mencatat hasil penjualan, metode tersebut dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Metode Tanpa Harga Pokok
2. Metode Harga Pokok
Jika produk sampingan digunakan oleh pabrik itu sendiri sebagai bahan baku atau bahan penolong, maka metode yang digunakan adalah metode nilai ganti

Harga Pokok Produk Bersama
Produk bersama merupakan dua produk atau lebih yang diproses secara serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Hasil penjualan dari produk bersama mempunyai nilai yang relatif sama dengan seluruh penghasilan perusahaan. Contoh dari produk bersama adalah Gas. Perusahaan tidak mungkin memproduksi gas tanpa menghasilkan kokas pada waktu yang sama, demikian pula sebaliknya.
Karena produk bersama timbul secara serentak dalam proses produksi, maka masalah yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengalokasikan produk bersama kepada tiap-tiap produk tersebut. Dalam hal pembebanan biaya produksi, perusahaan dihadapkan pada masalah:
1. Harga pokok beban berlaku untuk segala jenis mutu.
2. Biaya produksi digunakan secara serentak untuk berbagai jenis mutu.
Metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada tiap-tiap produk, yaitu:
1. Metode Nilai Pasar
Untuk menggunakan metode ini, pertama-tama harus ditentukan nilai pasar/harga jual dari produk yang bersangkutan. Harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang terserap dalam produk tersebut selama proses produksi.
2. Metode Kuantitatif
Tiap produk yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan yang sama. Biaya bersama yang dialokasikan pada tiap-tiap produk disesuaikan dengan kuantitas bahan baku yang terserap.
3. Metode Rata-rata Biaya Per Satuan
Metode ini pada umumnya digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk bersama yang sejenis, tetapi berbeda dalam kuantitasnya. Pertama-tama ditentukan angka rata-rata biaya per satuan, yaitu jumlah biaya produksi bersama dibagi jumlah satuan produk bersama. Jumlah biaya bersama yang dialokasikan pada tiap-tiap produk diperoleh dengan perhitungan mengalikan jumlah satuan tiap produk dengan angka rata-rata tersebut.
4. Metode Rata-rata Tertimbang
Di dalam metode ini digunakan angka penimbang yang didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, faktor kesulitan, jenis tenaga dan keterampilan yang diperlukan, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan produk tersebut, angka penimbang ini dijadikan dasar di dalam mengalokasikan biaya bersama kepada tiap-tiap produk.
Selanjutnya biaya bersama dapat dialokasikan pada tiap-tiap produk, selanjutnya dapat ditentukan laba/rugi penjualan dari tiap-tiap produk tersebut.

BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya-biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik berdasarkan metode harga pokok pesanan adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan pengertian biaya overhead pabrik berdasarkan metode harga pokok proses, adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja.
Agar supaya tarif biaya overhead pabrik dapat digunakan untuk keperluan perencanaan, pengambilan keputusan dan pengendalian biaya overhead pabrik itu sendiri, maka di samping tarif biaya overhead pabrik dilakukan penggolongan ke dalam tarif biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel, juga pembebanan biaya overhead pabrik dilakukan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
Adapun langkah-langkah di dalam perhitungan biaya overhead pabrik meliputi:
(1) menyusun budget biaya overhead pabrik, yang perlu diperhatikan didalamnya adalah mengenai tingkatan kegiatan yaitu apakah kapasitas teoritis, kapasitas praktis, kapasitas normal ataukah kapasitas sesungguhnya yang diharapkan; (2) pemilihan dasar yang dipakai untuk pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atau pesanan, di sini dapat dipilih apakah atas dasar : satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam kerja langsung araukah atas dasar jam mesin; (3) merupakan langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead pabrik, yang dapat menggunakan metode harga pokok penuh atau metode harga pokok variabel.
Departemenisasi Biaya Overhead Pabrik
Dalam departemenisasi biaya overhead pabrik, tarif biaya overhead pabrik dihitung untuk setiap departemen dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda di antara departemen-departemen yang ada. Hal itu dimaksudkan agar dapat diperoleh kepastian/kejelasan tanggung jawab setiap biaya yang terjadi dalam departemen tertentu. Sehingga dengan digunakannya tarif-tarif biaya overhead pabrik yang berbeda untuk tiap departemen akan dapat memberikan ketelitian di dalam penentuan harga pokok produk ada masing-masing departemen yang bersangkutan.
Di dalam menyusun budget untuk kepentingan distribusi biaya overhead pabrik, maka perlu elemen biaya overhead pabrik dikelompokkan, menjadi: 1) Biaya overhead langsung departemen yaitu jenis biaya overhead pabrik yang terjadi atau dapat langsung dibebankan kepada departemen tertentu, dan 2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen yaitu jenis biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mudah nantinya di dalam melakukan pengalokasiannya maupun di dalam penghitungan tarif pembebanannya.
Yang perlu diperhatikan di dalam melakukan penghitungan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi setelah selesai pengalokasian biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke departemen produksi adalah, dasar atau metode yang digunakan dalam perhitungannya harus disesuaikan/dinamakan dengan metode yang dipakai dalam mengalokasikan biaya overhead dari departemen pembantu ke departemen produksi masing-masing

BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA
Biaya Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian impor maupun dari pengolahan sendiri. Di dalam pembelian bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan uang sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain. Sehingga timbul masalah mengenai bagaimana prosedur permintaan bahan baku, dan bagaimana pula cara melakukan perhitungan terhadap harga pokok bahan baku.
Apabila persediaan bahan baku yang ada di dalam gudang ternyata memiliki harga pokok per satuan yang berbeda-beda maka timbullah masalah mengenai bagaimana cara penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam kegiatan produksi.
Oleh karena biaya bahan merupakan salah satu elemen penting dari biaya produksi maka yang perlu diperhatikan oleh setiap manajemen, yaitu bagaimana caranya agar tidak terjadi keterlambatan tersedianya bahan, dan juga tidak terlalu berlebihan tersedianya bahan. Karena dengan adanya keterlambatan bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang terlalu berlebihan berarti suatu pemborosan modal kerja yang tertanam di dalam persediaan bahan. Untuk itu manajemen perlu melakukan perencanaan, dan pengendalian bahan yang baik.
Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan elemen biaya produksi yang cukup besar untuk perusahaan manufaktur, sehingga sangat perlu diadakan pengawasan terhadap biaya tenaga kerja tersebut. Adapun tujuan utama pengawasan biaya tenaga kerja bagi manajemen adalah supaya dapat dicapai efisiensi tenaga kerja yang termasuk di dalamnya, yaitu menjaga agar kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan dapat dicapainya volume produksi secara optimal.
Pengawasan atas biaya tenaga kerja memerlukan adanya suatu alat pengukur prestasi yang tepat, misalnya dalam bentuk standar pengukuran prestasi, hal ini agar dapat digunakan sebagai alat pengkur produktivitas dan efisiensi prestasi kerja serta dapat digunakan untuk menilai perbedaan antara yang diharapkan dengan yang dicapai.
Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Namun demikian sistem penggajian antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain belum tentu sama, karena pemakaian sistem penggajian karyawan itu disesuaikan dengan kondisi perusahaannya.
Pada perusahaan yang relatif besar biasanya di dalam memilih sistem penggajian karyawannya, faktor yang biasa dipertimbangkan adalah, program gaji dan upah insentif, karena merupakan elemen biaya tenaga kerja yang jumlahnya cukup besar dan berhubungan langsung dengan produktivitas. Program gaji dan upah insentif bisanya digunakan sebagai dasar sistem penggajiannya pada perusahaan yang relatif besar, dan didukung dengan adanya administrasi yang telah baik/mantap.

SISTEM HARGA POKOK STANDAR
Penetapan Harga Standar dan Analisis Selisih
Harga pokok standar adalah harga pokok yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya untuk membuat satu satuan produk atau membiayai proses produksi tertentu di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
Sistem harga pokok standar membantu bagi manajemen di dalam merencanakan kegiatan operasi dan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh dari hasil keputusan yang telah diambil terhadap biaya dan laba perusahaan.
Dengan demikian sistem harga pokok standar bagi manajemen dapat dipergunakan untuk (a) menetapkan anggaran, (b) mengendalikan biaya, mengerahkan dan mengukur efisiensi, (c) menggalakkan kemungkinan-kemungkinan pengurangan biaya (penghematan), (d) menyederhanakan prosedur pembiayaan dan menyajikan laporan biaya dengan cepat, dan (f) menetapkan dasar perhitungan untuk pelelangan, kontrak dan harga jual.
Penentuan standar yang akan digunakan harus dipilih suatu standar yang mampu memberikan dorongan tingkat bagi pekerja untuk mencapai tingkat aktivitas atau produktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan menetapkannya standar yang terlalu longgar, memungkinkan para pekerja akan cenderung untuk menetapkan sasaran tujuannya lebih rendah dari seharusnya, yang berarti akan mengurangi produktivitas di bawah dari yang seharusnya. Dan sebaliknya apabila standar ditetapkan terlalu ketat, maka apabila para pekerja sadar bahwa standar tersebut tidak mungkin dicapai, sebagai akibatnya mereka akan frustasi dan tidak ada usaha untuk mencapai apa yang dituturkan oleh standar tersebut.
Prosedur Akuntansi Sistem Harga Pokok Standar
Penerapan biaya standar ke dalam sistem akuntansi menghasilkan pemakaian sistem biaya standar yang paling efisien dan memberikan penghematan dan meningkatkan ketelitian dalam pekerjaan administrasi. Dalam masalah yang manapun, varian dapat digunakan dalam menyusun budget, kontrak, dan mentapkan biaya.
Oleh karena begitu besarnya nilai dari hasil analisis varian bagi manajemen perusahaan di pengambilan kebijaksanaan, maka untuk semua pengawas yang ada umumnya menangani hampir dua per tiga bahkan hampir seluruhnya dari produksi diberikan tanggung jawab langsung mengenai penyimpangan-penyimpangannya.
Harga pokok standar sebagai alat untuk pengendalian biaya dan penilaian prestasi hendaknya selalu diperiksa kembali dan selalu dimonitor, agar harga pokok standar merupakan alat yang up to date untuk tujuan tersebut dan apabila diperlukan dapat diadakan perubahan terhadap harga pokok standar yang semula sudah ditentukan.
ANALISIS BREAK EVEN DAN ANALISIS BIAYA – VOLUME – LABA SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA
Analisis Break-Even
Break-even adalah suatu keadaan di mana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan dalam keadaan break-even apabila jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya, atau apabila marginal income (contribution margin/batas kontribusi) hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja.
Analisis break-even adalah suatu cara untuk mengetahui berapa volume penjualan minimum agar supaya perusahaan tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba, dengan kata lain laba perusahaan sama dengan nol.
Suatu usaha dihentikan apabila penghasilan yang diperoleh tidak dapat menutup biaya-biaya yang memerlukan pembayaran segera dengan uang kas (biaya tunainya). Sedang untuk mengetahui pada tingkat berapa penjualan suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan mencari titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total dalam grafik break-even atau dengan membagi biaya tetap tunai dengan contribution margin ratio (ratio batas kontribusi).
Batas keamanan (margin of safety) adalah persentase yang menunjukkan batas sampai seberapa jauh penjualan yang dianggarkan boleh turun tetapi perusahaan tidak menderita rugi, atau penurunan maksimum dari penjualan dianggarkan tetapi perusahaan tidak menderita rugi.
Analisis Biaya – Volume – Laba
Analisis break-even merupakan salah satu bentuk analisis biaya, volume dan laba karena untuk mengetahui break-even maupun margin of safety perlu dilakukan analisis terhadap hubungan antara biaya, volume dan laba.
Titik berat analisis pada analisis break-even diletakkan pada tingkat penjualan minimum yang menghasilkan laba sama dengan nol, sedangkan titik berat analisis di dalam analisis biaya, volume dan laba diletakkan pada sampai seberapa jauh perubahan-perubahan pada biaya, volume dan harga jual berakibat pada perubahan laba perusahan.
Suatu alat yang dapat membantu manajemen di dalam memperkirakan pengaruh kegiatan atau usaha-usaha yang akan dilaksanakan dan pengaruh perubahan kondisi pasar terhadap laba, sehingga manajemen dapat memilih berbagai macam usul/alternatif kegiatan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pencapaian laba di masa yang akan datang adalah susunan anggaran mengenai penghasilan dan biaya dan penyajian data tersebut ke dalam grafik volume dan laba

Baca Juga Artikel Di Bawah Ini:

Komentar Facebook
0 Komentar Blogger
Twitter

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Ayo tinggalkan jejak anda berupa komentar disini !!! karena komentar anda sangat berarti sekali demi kemajuan blog ini.

Panduan Memberi Komentar
1.Masukan komentar anda
2.Lalu pada kata 'beri komentar sebagai' , pilih account yang anda punya, bagi yang belum mempunyai account pilih Name/url, isi nama anda dan Kosongkan URL atau isi dengan alamat facebook anda(untuk mengetahui alamat facebook anda silahkan login ke facebook dan pilih profile anda, anda dapat melihat alamat Facebook anda di atas, contoh alamat Facebook punya saya http://www.facebook.com/profile.php?id=1823916177
3.dan kemudian Publikasikan
4.Selesai dan anda tinggal menunggu komentar anda muncul
Semoga bermanfa'at.

 
Selamat Datang di www.gudangmaterikuliah.blogspot.co.id(Kumpulan Materi Kuliah Jurusan PAI/Pendidikan Agama Islam). Terima Kasih Atas Kunjungannya. Kunjungi juga website kami di www.indoking.net(Kumpulan berbagai macam informasi terlengkap,terhits dan terupdates 2016)Terimakasih.